Dua Master Fisherman Menggegerkan Jagat Pemancingan

Kang Dammar berhasil mengail ikan Patin
dibantu kang Endang "lumayan lah daripada lu manyun"

Liputan Mancing Mania NKRI10 di Ciawi Tasikmalaya

Dua Pemancing Anggota Goweser NKRI Ankid10, telah menggegerkan dunia pemancingan. Adalah kang Bubun dan kang Nana yang telah mencetak rekor baru, karena keberhasilan kailnya menjewer bibir ikan berkali-kali.

Sedianya peristiwa yg menghebohkan jagat Tasikmalaya ini akan diliput "TV Channel Discouvery Fishing World". Namun karena efek Protokol Kesehatan Covid-19, dimana WNA masih tak boleh masuk wilayah NKRI, maka liputan itupun diurungkan.


Master Mania Mancing, Kang Bubun, mengangkat
hasil pancingannya tidak kurang dari 20 ekor
ikan Patin dibantu pak de Rochadi


Kedua fisherman ini, memang bagai toyota kijang, tiada duanya. Selain pasangan ini masih tetap bertengger sebagai juara pingpong dengan meraih 17 bintang. Nyatanya, dibidang permancingan ikan pun tak kurang piawainya. Wajar kalau ada jin yg mengusulkan untuk didaftarkan di rekor MURI.


Kang Nana yang mendapat gelar sebagai Master Ikan Mujair
tak kurang dari 20 ekor berhasil diangkat ke daratan


Kang Bubun dengan joran pancing andalannyà sanggup menjewer sekitar 20 moncong ikan patin ke permukaan. Sementara kang Nana dengan jarum lengkungnya berhasil menusuk sekitar 20 congor ikan Mujair.

Sementara para pemancing lainnya, antara lain: kang Isa, kang Endang, kang Rusdi, dan A Randi, boleh dibilang sebagai pemancing penggembira saja.

Sementara para penonton bayaran yang hadir al: kang Dede Amar, kang Tisna, Ki Ali, kang Hasan, kang Arifin, kang Irsan, kang Dwi, kang de Rochadi, dan bang Tampu.

A Randhi menunjukkan hasil pancingannya
walau harus rela berpanas-panas ria untuk
mendapatkan ikan Patin

Fokus perhatian

Fokus perhatian memang bertumpu pada dua orang pemancing tadi. Misalnya, ke kang Bubun yg selalu strike, giriwil deui giriwil deui dapat ikan patin. Bahkan ada yg ukuran per ekornya mencapai dua sampai tiga kilogram.

Sementara, kang Nana yang tampil dgn gaya pemancing profesional, berselempang tas model golf lengkap dengan peralatan pancingnya. Namun, alamaakkk, yang didapat mujaer deui mujaer deui. Syahdan, ada yg berat per ekornya hanya beberapa gram saja.

Inilah sebagian rombongan yang sempat tertangkap kamera
sebagai peserta Mancing Mania di Ciawi Tasikmalaya


Namun kang Nana, sepertinya lebih mengambil sikap masabodo saja dapat mujaer juga. Yang penting gaya dan tampilan modis sebagai pemancing kekinian.

Mulai timbul suara2 nyeleneh. "Kayaknya pak Bubun semalam shalat tahajud dulu nih dengan dzikir patin, patin, patin sebanyak 100x. Sementara pak Nana mah dua teuing atuh alias Wallahu'alam...

Detik demi detik berdetak, menit demi menit meniti, jam demi jam berdentam, kedua pemancing ini semakin mendapat perhatian utama. Kang Bubun terus2an strike ngagiwing patin. Ari kang Nana, si kehed teh, hayoh we strike mujaer.


Ikan Patin lebih dari 2 kg berhasil diangkat
kang Isa ke daratan, "hebat euy," kata kang Endang

Melihat kondisi seperti itu bang Tampu, mengeluarkan semacam resolusi atau ikrar: "kalau pak Nana belum dapat ikan patin, maka seluruh rombongan tidak boleh ada yg pulang."
Ketegangan mulai terjadi setelah waktu merayap ke hampir lima jam. Sorot mata para oemancing dan pemerhati memang tertuju ke kang Nana yg kerap nihil menangkap ikan patin. Nah, loh!

Karena hari sudah menjelang sore, beberapa peserta mengusulkan untuk pulàng saja. "Eits, gak bisa, nanti dulu...kalau pak Nana belum dapat mancing ikan patin, maka kita semua belum bisa pulang," kata bang Tampu.


Walau mancing hanya sekali-kali tak urung kang Tisna
dapat juga ikan Patin sampai 2 ekor,
"asal tau saja kalau saya bisa mancing," katanya


Sambil menunggu pak Nana dapat ikan patin, ada yg tidur beneran. Ada juga yang sekedar leyeh-leyeh bari nundutan. Namun ada juga yang merasa khawatir.

"Waduh kalau begitu caranya kita bisa nginap disini nih," celetuk kang de Rochadi dengan pandangan kosong, bagai menerawang si teteh Neli yg berbaju beureum burahay itu.

Memang jam demi jam merupakan penantian mendebarkan. Pertanyaannya, Mengapa itu kang Nana tak jua strike ikan patin? Hingga empat jam pertama, selalu saja yg kena sabet ikan mujair. Para pemerhati alias penonton bayaran mulai bertanya pada kang Nana?


Keberhasilan mendapat ikan Patin ditunjukkan kepada
rekan-rekannya, walau ada yg curiga itu hasil tangkapan
kang Bubun yang tampak sedang senyum-senyum tuh!

Demi menenangkan suasana, kang Nana pun berdalih, bahwa dirinya adalah pecinta ikan terbukti memiliki dua kolam ikan di halaman rumahnya. Walaupun yg dipelihara ikan lele tapi kan monyongnya mirip ikan patin. Jadi sepertinya ikan2 lele di rumahnya pada berdoa jangan sampai majikannya (kang Nana) menyakiti temen2nya dari kaum patin.

Para pemancing dan penonton bayaran pun mulai bisa memaklumi walau dengan kening bekernyit yang menandakan "wong ora percoyo."

Terjadi sorak-sorai bergembira


Maaf ya jangan anggap engteng saya dalam
memancing, "nih buktinya," kata kang Dammar"

Persis 4,5 jam, kang Nana berkutat dengan joran dengan telapak tangan bobolokot umpan, akhirnya kang Nana berpegang joran dengan ikan patin menggelantung dalam kailnya.

"Pak Nana dapat ikan patiiinnn!!!," teriak kang Hasan Munawar. Karuan saja seluruh penonton bayaran yg sedang berleha-leha di serambi depan pada berhamburan menuju kolam.

Kang Tisna yang sedang tidur pulas pun sampai terbangun dan langsung berlari menuju kolam sambil membawa hp utk mengabadikan peristiwa spektakuker itu.
"Wah, pak Nana dapat ikan patin, berarti kita sudah bisa pulang euy..." timpal kang Arifin.
"Eits, sabar dulu apa benar ikan patin ini hasil pancingan pak Nana?" Kata bang Tampu.
"Lalu kenapa dapat ikan patinnya berada disamping pak Bubun?" Timpal kang Dwi.
"Itu yang dipegang juga sepertinya joran pak Bubun...," curiga A Randhi.
"Lihat ikan patinnya tuh koq lemes begitu, jangan2 ngambil dari ember nih!!" Seru uda Rusdi.


Pemancing spesial putus senar ya uda Rusdi,
walau berhasil menangkap beberapa ekor

Lalu bagaimana reaksi kang Nana dengan terjadinya kontroversi itu?
Menghadapi kontroversi seperti itu kang Nana pun menjawab: "meunang ku meunangna lauk patin, malah dicurigai, dasar aki2 teu aleucreug," kata kang Nana dengan wajah sedikit ditekuk bangun ku keuheul jeung sebel.

Yah memang wajar saja kalau pada gilirannya pada curiga. Bongan na atuh bet pikacurigaeun. Namun, biarlah kecurigaan itu menjadi sebuah teka-teki selamanya. Bila perlu biarkan teka-teki itu lestari menjadi sebuah mitos. Atau menjadi sebuah misteri legenda, yang akan menjadi bahan cerita anak cucu kita di masa depan.

Kisah Ciawi Berkesan

Tepat pukul 06.00 wib, tiga buah mobil, masing-masing Pajero Sport, Honda HRV dan izusu Panther Touring, roda2nya mulai bergulir, berderak, meràyap, dan meluncur pasti dari Gazeebo Pojok Toleransi menuju Ciawi, Tasikmalaya.

Dalam Pajero ada 4 orang: kang Nana (pilot), kang Bubun, kang Dwi dan pak de Rochadi. Di Honda HRV berisi para ahli hisab: bang Tampubolon (pilot), kang Irsan, Ki Ali dan A Randhi. Sementara di Panther: kang Tisna (pilot), kang Dammar (owner), kang Endang, uda Rusdi, kang Arifin dan kang Isa. Dari Ciamis hadir juga Toyota Rush ke Ciawi yaitu kang Hasan Munawar.

Dengan demikian jumlah peserta yang hadir menjadi 15 orang. Tujuan kedatangan ke rumah ibunda pak Dede Amar (Dammar) di Ciawi, tak hanya dalam rangka menjalin silaturahmi, menggelar kegembiraan bersama, dan ngareuah-reuah ultah kang Dammar yg dalam bulan ini genap berusia 60 thn, namun juga dalam rangka menghabiskan ikan2 patin yg ada di kolam beliau. Tentu dengan syarat harus pakai pancingan.

Mulailah para pemancing menggelar aksinya tidak kurang 4,5 jam. Ada kang Bubun yg piawai menjerat patin. Ada kang Isa yg lumayan bangenan dengan joran dan umpannya. Ada kang Endang yg dengan tangan dinginnya sanggup mengail beberapa ekor patin. Ada uda Rusdi yang lumayan katanya dapat 6 patin walau seringkali patinnya lepas lagi hingga tak jarang putus senarnya. Ada A Randhi yg rela berpanas-panas ria ke seberang kolam demi meraih beberapa ekor patin. Ada kang Tisna yg cuma iseng2 doang namun lumayan dapat 2 patin dan sekali putus kail. Ada kang Nana yang spesialis ahli ikan mujair. Ada kang Dammar dan kang Arifin yg gayanya doang utk berfoto dari hasil tangkapan rekan yang lain.

Alhasil dari 60 kg ikan patin yang sengaja ditabur kang Dammar ke kolam, para pemancing hanya sanggup mengail sekitar 40 kg saja. Itupun sekitar 50% nya karena keberhasilan kang Bubun melobi ikan patin hingga ikan2 itu mau dan tertipu dalam jeratan kailnya.

Alhamdulillah wa syukurillah dari 40 kg yg berhasil ditangkap, langsung dibersihkan dan dipotong2 oleh 3 orang saudara kang Dammar. Setelah itu barulah dikemas dalam plastik2 menjadi 27 kantong. 15 kantong untuk peserta yang hadir dan 12 kantong dibagikan ke para goweser dan sesepuh yang tidak sempat hadir.

Kang Dammar memohon maaf karena tidak semua anggota wag ini mendapat bagian.

In syaa Allah berkah

Akhirnya, melalui penyampaian kang Tisna, kami semua yang hadir maupun yang mendapat jatah ikan mengucapkan banyak terima kasih kepada kang Dammar dan keluarga atas kedermawanannya, hususon dalam menyediakan kolam beserta ikannya untuk beramai-ramai kami explore hingga nyaris ikan di kolam itu ludes.

Selain itu terima kasih tak terhingga atas penyajian jamuan makannya. Pada makan pagi, masyaa Allah, dengan sop buntut yang rruar biasa uenaknya. Dan pada makan siang bersama sop patin yang nikmatnya gak kira2.

Jazakallahu khoiron katsiro. In syaa Allah akan membawa keberkahan pada keluarga kang Dammar dengan rezeki yang semakin melimpah...mengalir deras tanpa batas...
Dalam kaitan ultahnya yang ke-60, kami semua juga menyampaikan "barakallahu fii umrik" karena tak ada lagi yg kita harapkan selain usia yang berkah dan berakhir dengan husnul khotimah. Aamiin ya robbal'aalamiin...//*nas

Tos ah, cag mung sakieu heula...
Sampai jumpa di event berikutnya....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersepeda Saat Puasa, Mengapa Tidak?

Teknik Pingpong Slow Motion

Nasi Kebuli itu begitu Nikmat