Gowes Rabu Seru, "Ada apa dengan Kang Cholil"

Super Tim Goweser NKRI Ankid-10 berfoto bersama di Rest Area II
Braga (foto minus bang Randhi yang jadi fotografer)


"Duh, saya agak pusing nich! Perut mules lagi, seperti pengen bab nih!. Ada toilet gak yah sekitar sini!!," demikian keluhan Kang Cholil, ketika rehat sejenak persis di depan Riau Junction, Jalan LE Marthadinata (Riau) Bandung. Sontak, hampir seluruh kru menghampiri Kang Cholil.

"Kenapa pak Cholil? Wah sepertinya kakinya kesakitan tuh, mungkin waktu ditanjakan tadi terlalu ngoyo," kata salah seorang goweser, pak Purnomo, yang melihat Kang Cholil memegang-megang lututnya.

"Gak, juga, tadi waktu di tanjakan, pak Cholil bawa sepedahnya jalan kaki koq, saya yang mendampingi beliau," timpal pak Saptono yang memang ditugaskan untuk posisi Sapu Bersih (Saber).

Atau mungkin belum sarapan, sepertinya ini mah masuk angin nich," kata pak Isa seraya memijit-mijit bagian jari-jari tangan antara jempol dan telunjuknya. Demikian halnya dengan pak Arifin yang juga turut memijit-mijit bagian punggung. Sementara Pak De Rochadi, memeriksa kantong punggungnya dan iseng-iseng kasih permen coklat. "Coba deh kunyah permen ini, siapa tau pusingnya berkurang," katanya sambil memegang-megang tangannya yang menurut pengakuannya sudah mulai mendingin.

Melihat kondisi yang cukup mengkhawatirkan seperti itu, pak Iskandar dengan seijin Kang Nana selaku PLT Ketua, berinisiatif pesan Grab. Tujuannya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. "Memang, sebaiknya kang Cholil pulang saja," kata Kang Nana.

Karena pusing dan kebelet yang sudah tidak bisa dikompromikan lagi, Bang Randhi didampingi Kang Nana berinisiatif untuk memapah Kang Cholil dan memasuki Hotel Cempaka sebelah Riau Junction untuk mencari toilet. Beruntung di serambi ada hotel Cempaka yang kebetulan dipakai Posko Covid-19, dan orangnya baik-baik semua. Mereka tak hanya menunjukkan toilet juga memberikan teh manis hangat.

Karena penasaran ditanya sekali lagi, "Pak Cholil, tadi pagi sebelum berangkat sarapan dulu gak?" kata Kang Nana.
"Iya, sarapan roti. Justru kalau tidak sarapan gak apa-apa, tapi kalau sarapan dulu suka kebelet pengen buang air," timpal Kang Cholil saat menuju toilet.

Bank Randhi pun memapah Kang Cholil ke toilet seraya berjaga-jaga di pintu toilet. Terutama ada kekhawatiran, siapa tau, beliau pingsan di dalam toilet. Bang Randhi pun terpaksa harus siaga dan ngintip dari kaca toilet.

Segar kembali

Begitu selesai bab dan keluar dari toilet, tampak Kang Cholil begitu ceria. Wajahnya berbinar, bagai  sang Pangeran melihat dunia baru. Kalau dikira-kira mungkin bagai judul buku RA Kartini, "Habis gelap terbitlah terang". Ketika ditawari untuk pulang saja, Kang Cholil menolak, karena merasa dirinya sudah sehat walafiat. Kembali seperti sediakala.


Keluar dari toilet tampak
segar bugar
Namun apa lacur, Grab sudah datang dan menunggu, sementara sepeda lipatnya pun sudah diamankan dalam bagasi mobil Grab Livina. Atas saran pak Isa sebaiknya pulang saja karena perjalanan masih cukup jauh. Apalagi pak Isa sudah pula menyelesaikan biaya Grab-nya. Akhirnya, Kang Cholil harus terpaksa mengakhiri perjalanan touringnya. Kang Cholil pun melaju pulang dengan Grab Livina dengan sepeda lipatnya yang meringkuk di bagasinya.

Rabu seru yang kurang seru

Tepat pukul 07.30, 11 goweser NKRI Ankid-10 menggerakan roda-roda sepedanya, kemudian meluncur menyusuri route yang telah disepakati. Sampai di lampu merah jalan Jakarta, kedatangan satu goweser lagi yakni Kang Cholil, yang memang sudah beniat untuk bergabung namun rada kesiangan. Peserta pun menjadi 12 goweser. Kang Nana dalam kapasitas sebagai PLT Ketua telah memberikan tugas kepada: Ki Ali selaku Pemandu Rute; kang Randhi sebagai Buser penjaga kekompakan tim, pak Saptono sebagai Saber (sapu Bersih) dan Kang Iskandar sebagai teknisi.

Seperti biasa Rest Area Pertama di IBCC, rombongan rehat sejenak, dimanfaatkan untuk berfoto ria. Setelah memeriksa kelengkapan tim, rombongan pun melaju serempak menuju kota dan Rest Area Kedua di Braga tanpa hambatan berarti. Di rest area kedua inipun dimanfaatkan untuk melepas lelah dan berfoto bersama. Dari jalan Braga melalui Viaduct mulailah perjalanan gowes sesungguhnya karena melewati beberapa tanjakan. Misalnya dari Viaduct ke Wastukencana, kemudian berlanjut menuju Purnawarman (tidak melewati jalan Aceh) memang jalan-jalan yang dilalui cenderung menanjak secara intens.

Dari perjalanan terakhir itulah banyak goweser yang mulai ngos-ngosan hingga di Rest Area Ketiga di depan Mal Riau Junction. Dari tempat rehat inilah baru ketahuan ada salah satu goweser yang  terganggu kesehatannya. Tiada lain dan tiada bukan adalah Kang Cholil. Beruntung pak Saptono dapat menjaga amanahnya sebagai buser dan mendampingi beliau hingga ke tempat rehat ketiga. Gowes di Rabu Seru ini pun pada gilirannya menjadi kurang seru karena goweser berkurang satu.

Gigit Jari Sate Cimandiri

Ini dia Lokasi Soto Boyolali Hj.Widodo
Simpang Sultan Agung Bandung
Ketika perjalanan akan dilanjutkan ke tempat kuliner tujuan di Sate Cimandiri, di Jalan Banda, tepat di depan Studio Yonas, bertemu dengan bang Tampu, dan menginformasikan bahwa Sate Cimandiri habis karena sudah ada yang memborong. Bang Tampu sendiri, memang berangkat lebih dahulu, tak ikut dengan rombongan, sehubungan ada kepentingan pribadi. Terutama dalam kaitan beliau sebagai Relawan Peduli Orang Gila.


Rombongan kebingungan dan harus terpaksa gigit jari, karena bayangan menikmati sate dan gule Cimandiri itu, tak lebih sekedar khayalan belaka. Akhirnya, dengan kesepakatan bersama alternatif kuliner diarahkan ke Soto Boyolali Hj. Widodo, yang berlokasi di persimpangan jalan Sultan Agung, yang dari Jalan Banda memang tidak terlalu jauh.

Menikmati Soto Boyolali pun kini terpenuhi setelah sebelumnya gagal karena di hari Minggu yang terlalu padat pengunjungnya. Namun benar, kata bang Tampu, bahwa soto ini tidak terlalu nikmat untuk dikonsumsi goweser. "Jauh lebih enak nasi Rawon yang di Gudang Selatan," katanya seraya menambhakan cukup ke tempat ini hanya sekali saja.

Saat menikmati Soto Boyolali, tak disangka, kedatangan dua pegowes lainnya yakni Kang Hasan dan Kang Rusdi. Peserta pun menjadi 14 pegowes yang menikmati SoBo. Alhamdulillah bisa turut bergabung bersama kami, untuk menambah kemeriahan goweser yang kini berjumlah 14 orang.

Seperti biasa di Rabu Ceria ini, sang bendahara yang sumringah. Mengapa? Karena saldonya aman. Maklum, ada donatur tetap yang ultahnya setiap hari Rabu yaitu bang Tampu.

Thengkyu bang Tampu. Semoga rezekinya semakin melimpah, agar kita semua tetap kecipratan rezekinya melalui Kuliner Gowes NKRI.

Setelah puas dan tuntas, 14 pegowes pun mulai membawa sepedanya masing-masing dari tempat parkir. Tentu saja untuk kembali menggowes sepedanya menuju Antapani. Ke Gazzebo Pojok Toleransi.

Sampai jumpa di Gowes berikutnya di Minggu Ceria...//**nas

Menikmati soto boyolali disini memang lumayan...!!!


Pak Isa, pak Bubun dan bang Randhi benar-benar
menikmati suguhan soto boyolali ini


Braga memang nyaman untuk untuk sekedar
rehat sejenak, seperti tampak pada dua goweser


Rest Area Pertama masih ceria sama sekali belum
menampakan kelelahan


Pak Saptono, Pak De Rochadi dan pak Bubun
pegowes setia sebagai peserta


Di Rest Area I IBCC dimanfaatkan untuk rehat
dan foto bersama


Tampak kondisi Kang Cholil saat di rest area
Braga yang masih segar bugar


Bang Tampu bersama rekan-rekannya dari
Relawan Peduli Orang Gila

Komentar

  1. Silahkan berkomentar sepuasnya disini...

    BalasHapus
  2. Hanya satu kata .... MANTAB BRO ....
    Dengan telah launchingnya Website Ankid RW10 ini Semoga makin meningkat silaturahim warga RW 10 ....
    Bravo ....
    Tks Pk Nana yg telah membuat blog website
    Tks Pk Tampu ... yg selalu mentraktir goweser .... katanya Pk Tampu ulang tahunnya setiap hari rabu .... he he he

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersepeda Saat Puasa, Mengapa Tidak?

Teknik Pingpong Slow Motion

Nasi Kebuli itu begitu Nikmat